gravatar

Ign.Suharyo: Kekatolikan dan Keindonesiaan Kita


Judul Buku=
The Catholic Way: Kekatolikan dan Keindonesiaan Kita

Buku ini berisi wawancara dgn Mgr.Ignatius Suharyo (Uskup Agung Semarang 1997 – 2009). Berikut adalah cuplikan-cuplikannya...











Sub judul 1: Menjadi Katolik Indonesia
Mengenai Iman, hal. 13:
... Rumusan-rumusan ajaran tentang Tritunggal ini praktis berasal dari Konsili Nicea (325) dan Konsili Konstantinopel (381). Dogma ini bukan ajaran baru yang berbeda dari yang terdapat dalam Kitab Suci, melainkan perumusan pemahaman atas wahyu dalam bahasa dan konsep-konsep zaman tertentu, budaya dan filsafat tertentu, yaitu Yunani....

Mengenai Perpecahan Gereja, hal. 21.
Yang disebut skisma Timur (1054) memecah Gereja Katolik menjadi Gereja Barat yang dipimpin Paus Leo IX dan Gereja Timur yang dipimpin oleh Batrik Konstantinopel Mikael Cerularius. Perpecahan dini disebabkan oleh alasan oleh alasan pribadi, ritual, dan sosio-budaya. Yang disebut skisma Barat (1378-1417) memecah Gereja Katolik menjadi tiga bagian yang masing-masing dipimpin oleh Paus, yang berkedudukan di Roma, Avignon, dan Pisa. Perpecahan ini disebabkan terutama oleh kepentingan raja-raja yang dibela oleh sebagian pangeran-pangeran Gereja. Perpecahan juga merupakan akibat dari praktek hidup Gereja pada waktu tertentu yang dianggap salah. Reformasi yang dilakukan oleh Martin Luther – yang secara umum dikatakan memecah Gereja menjadi Gereja Kristen Protestan dan Gereja Katolik – berawal dari praktek penjualan indulgensi oleh Tetzel OP pada tahun 1517. Dari itu berkembanglah perpecahan yang disebabkan oleh ajaran-ajaran yang semakin berbeda. Untuk memahami dengan baik perpecahan ini diperlukan studi yang sungguh-sungguh mengenai masalah-masalah kompleks yang ada di belakangnya.

Sub judul 2: Negara, Pancasila, dan Bonum Commune
Hal. 52:
... Statuta KWI yang disahkan pada bulan November 1987 menyatakan, “ Dalam terang iman Katolik, Konferensi Waligereja Indonesia berasaskan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 3).”

Sub judul 3: Dialog Antar Agama
Hal. 88 – 96 berisi tentang dokumen Konferensi Waligereja Indonesia yang berjudul “Partisipasi Kita dalam Memulihkan Martabat Manusia dan Alam Semesta (November 2001). Hal 95-96, berisi poinke 66 dokumen tersebut:
66. Maka dengan ini, kami menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
a.
b.
c.Tidak menyetujui siapa saja, termasuk jika ada dari kalangan Katolik sendiri, yang berusaha memaksakan ketentuan partikular agamanya ke dalam ketentuan-ketentuan umum secara formal, karena hal itu dapat dipandang sebagai usaha untuk membubarkan Negara Republik Indonesia.
d.Mendesak agar pemerintah berusaha dengan tegas dan tidak ragu-ragu untuk membela Negara Republik Indonesia dari usaha-usaha mengubah hakikatnya.
e.

Sub judul 4: Perdamaian dunia
Hal. 110:
Mengenai konflik dan perang, terutama antara Israel dengan Palestina, pertama-tama harus ditegaskan bahwa konflik ini bukanlah konflik agama. Namun salah satu hal yang membuat hubungan ini parah memang berkaitan dengan agama, yaitu isu agama digunakan untuk menghadapi masalah-masalah sekuler.

Hal. 113:
Hanya orang yang tidak paham yang akan melihat bahwa itu konflik antara orang Yahudi dan Islam karena banyak sekali orang dan tokoh Palestina yang menjadi korban adalah orang Kristiani juga. Yang pasti, serangan yang dilancarkan oleh Israel sama-sama perlu ditolak, seperti serangan Hamas pada Israel. Semua itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan agama, tetapi karena serangan kedua pihak membunuh kehidupan.

Sub judul 7: Korupsi
Hal. 131, setelah berbicara mengenai bagaimana agama berperan menentang korupsi:

... Kalau agama- agama di Indonesia mau sungguh membantu bangsa ini, kumpul saja para pemimpin agama-agama itu, lalu menggerakkan seluruh umatnya untuk memulai gerakan habitus baru tidak korupsi. Saya kira kompetensi agama-agama terletak di situ karena agama tidak mungkin berkompetensi menerapkan hukum anti-korupsi secara sipil dalam tata negara. Namun jangan lupa bahwa lembaga agama yang paling suci pun tidak lepas dari godan untuk korupsi.



Sub judul 11: HAM dan Teologi Pembebasan
Hal. 170:
Penduduk di negara-negara Amerika Latin boleh dikatakan hampir seluruhnya Katolik, termasuk para pemimpinnya. Sementara itu sebagian besar penduduknya miskin atau amat miskin. Selama berabad-abad mereka ditindas, baik oleh bangsawan pada masa lampau, para penjajah, dan saat ini oleh para penguasa. Situasi seperti ini dilestarikan oleh kekuasaan untuk mempertahankan diri dan membela kepentingan orang-orang kaya (yang juga Katolik) dan tentu saja sekaligus menguntungkan penguasa itu sendiri. Sementara itu rakyat yang miskin dan tertindas itu tidak berdaya memperjuangkan nasib mereka. Situasi yang tidak adil yang amat menindas ini menimbulkan pertanyaan eksistensial atau bahkan pertanyaan iman yang mendasar...

Popular Posts