gravatar

Louis Leahy : Sains dan Agama

Judul Buku : Sains dan Agama Dalam Konteks Zaman ini
Penulis : Prof.Dr.Louis Leahy, S.J.

...Penelitian-penelitian mereka (Isaac Newton, Kepler, Kopernikus, Galilei, Descartes -pen) yang berani telah membantu penetapan batas-batas berbagai tata pengetahuan secara lebih baik. Dalam hal ini mereka tidak selalu mendapat sambutan baik, dan bahkan Gereja sendiri memerlukan waktu lama untuk menerima dengan ikhlas titik pandangan mereka.

Pengalaman Galilei merupakan suatu ilustrasi yang khas tentang hal ini. Sungguh pengalaman itu pahit, namun jasanya tak ternilai bagi dunia ilmu serta gereja, karena membuat kita memahami dengan lebih baik hubungan antara kebenaran yang diwahyukan dan kebenaran-kebenaran yang ditemukan secara empiris. Ia sendiri mengesampingkan adanya suatu kontradiksi sejati antra sains dan iman: kedua-duanya berasal dari sumber yang sama dan harus dikembalikan kepada kebenaran pertama.
(hal 149-50, Pidato di Akademi Pontifikal Ilmu-ilmu Pengetahuan oleh Yohanes Paulus II, 20 Oktober 1986)

...Lalu, representasi geosentris alam semesta adalah sesuatu yang diakui secara universal dalam kebudayaan waktu itu (abad pertengahan -pen) sebagai yang sangat sesuai dengan ajaran kitab suci dimana beberapa istilah, kalau dibaca secara harafiah, seakan-akan merupakan suatu pembenaran mengenai geosentrisme. Masalah yang muncul dari para teolog waktu itu adalah kompabilitas antara heliosentrisme dan kitab suci.

Dengan demikian, sains baru, dengan metode-metode dan kebebasan riset yang diandalkan, memaksa ahli teologi untuk bertanya-tanya mengenai kriteria mereka sendiri dalam menafsirkan isi Kitab Suci. Namun kebanyakan dari mereka tidak mampu melakukan itu.

Secara paradoksial, Galileo, orang relijius yang jujur itu, tampak lebih cerdas daripada para teolog yang menjadi lawan-lawannya. "Meskipun Kitab Suci tidak bisa keliriu", tulisnya kepada Benedettto Castelli, :namun sementara penafsir dan komentatornya bisa keliru dalam berbagai cara."...
(hal 161, Pidato di akademi pontifikal Ilmu-ilmu Pengetahuan dari Yohanes Paulus II, 31 Oktober 1992)


"Jika terjadi kewibawaan Kitab Suci diperlawankan dengan sesuatu yang jelas dan pasti, itu berarti orang yang menafsirkan Kitab Sucilah yang tidak mengertinya secara benar."(kata Santo Agustinus -pen)
(hal 164)

Popular Posts